MANAJEMEN PERAWATAN LUKA MODERN
Oleh
:
MUCHLISIN
TIM
POKJA PERAWATAN LUKA RS
Ruang
Bedah Wanita dan Anak
RSUP
Dr. Kariadi Semarang
I.
Pendahuluan
Perawatan
luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade
terakhir. Makin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk
perawatan luka juga memberikan kontribusi yang baik dalam menunjang praktek
perawatan luka. Perubahan profil pasien mendukung kompleksitas perawatan luka dimana
pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolik semakin
banyak ditemukan dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan
luka bisa tercapai dengan optimal.
Perawat
dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait
dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif,
perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang
ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Manajemen
keperawatan luka tersebut harus mengedepankan pertimbangan biaya (cost effectiveness), kenyamanan (comfort) dan keamanan (safety). Secara umum, perawatan
luka yang berkembang pada saat ini lebih ditekankan pada intervensi yang
melihat sisi klien dari berbagai dimensi, yaitu dimensi fisik, psikis, ekonomi,
dan sosial.
II. PROSES
PERAWATAN LUKA
a.
Pengkajian Luka
Pengkajian adalah proses pengumpulan, identifikasi dan
analisa dalam rangka memecahkan masalah klien. Pengkajian dalam hal perawatan
luka bertujuan untuk :
1 . Menilai tingkat keseriusan suatu
luka
2 . Menilai perkembangan proses
perawatan luka yang telah dilakukan
3 . Observasi kondisi luka apakah
terjadi perubahan setiap penggantian dressing
Secara
umum pengkajian luka yang harus diperhatikan adalah :
a . Lokasi dan letak luka
Lokasi dan letak
luka dapat digunakan sebagai indikator terhadap kemungkinan penyebab terjadinya
luka, tujuannya agar luka dapat diminimalkan kejadiannya
dengan menghilangkan penyebab yang ditimbulkan
oleh letak dan lokasi yang dapat
mengakibatkan terjadinya luka.
b . Stadium luka (anatomi, warna dasar
luka)
Salah satu cara menilai derajat
keseriusan luka adalah menilai warna dasar luka. System ini membantu memilih tindakan dan
penggunaan topikal terapi perawatan luka serta mengevaluasi kondisi luka.
System ini dikenal dengan
sebutan RYB / Red
Yellow Black ( Merah-Kuning-Hitam ) :
~ RED / MERAH.
Luka dengan dasar
warna luka merah tua (granulasi) atau terang (epitelisasi) dan selalu tampak
lembab. Merupakan luka bersih, dengan banyak vaskularisasi, karenanya mudah
berdarah. Tujuan perawatan luka dengan warna dasar merah adalah dengan
mempertahankan lingkungan luka dalam keadaan lembab dan mencegah terjadinya trauma / perdarahan.
~ YELLOW / KUNING.
Luka dengan dasar
warna luka kuning / kuning kecoklatan / kuning kehijauan /
kuning pucat kondisi luka yang terkontaminasi atau -terinfeksi. Hal yang
harus dicermati bahwa semua luka kronis
merupakan luka yang terkontaminasi namun
belum tentu terinfeksi.
Luka Slough (kuning)
~ BLACK / HITAM.
Luka dengan dasar
warna luka hitam adalah jaringan nekrosis, merupakan jaringan avaskularisasi.
Luka Nekrotik
c . Bentuk dan ukuran luka
Pengkajian bentuk
dan ukuran luka dapat dilakukan dengan pengukuran tiga
dimensi (panjang,lebar dan kedalaman luka) atau dengan pengambilan photography.
Tujuannya untuk mengevaluasi tingkat
keberhasilan proses penyembuhan luka.
d . Wound edges
Pengkajian pada tepi luka akan didapatkan data bahwa
proses epitelisasi adekuat atau tidak. Umumnya tepi luka akan dipenuhi oleh
jaringan epitel berwarna merah muda. Kegagalan penutupan terjadi jika tepi luka
mengalami edema, nekrosis, callus, atau infeksi.
e . Odor or exudates
Pengkajian terhadap bau tidak sedap dan jumlah eksudate
pada luka akan mendukung dalam penegakan diagnose terjadi infeksi atau tidak.
Bau dapat disebabkan oleh adanya kumpulan bakteri yang menghasilkan protein,
apocrine sweat glands atau beberapa cairan luka.
f. Tanda infeksi
Luka yang terinfeksi
seringkali ditandai dengan adanya erithema yang makin meluas, edema, cairan berubah purulent, nyeri yang
lebih sensitive, peningkatan temperature tubuh, peningkatan jumlah sel darah putih dan timbul bau yang
khas.
Dalam proses perawatan luka faktor yang mempengaruhi
proses penyembuhan luka diantaranya status imunologi, nutrisi, Kadar gula darah
(impaired white cell function), hidrasi (slows metabolism),kadar albumin darah
(building blocks’ for repair, colloid
osmotic pressure – oedema), suplai oksigen dan vaskularisasi, corticosteroid
(depresss immune function)
b.
Perencanaan
Perencanaan
yang tepat dalam hal menentukan kondisi luka dan penggunaan dressing yang sesuai
dapat menunjang proses penyembuhan luka yang optimal. Suasana moist (lembab)
merupakan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Lingkungan luka yang
lembab (moist) berguna untuk mempercepat fibrinolisis, angiogenesis, menurunkan
resiko infeksi, mempercepat pembentukan growth factor dan mempercepat
terjadinya pembentukan sel aktif. Sedangkan perencanaan dalam hal menentukan
dressing (jenis balutan luka) sebaiknya memenuhi kaidah – kaidah berikut :
1. Kapasitas
balutan untuk dapat menyerap cairan yang dikeluarkan oleh luka (absorbing)
2. Kemampuan
balutan untuk mengangkat jaringan nekrotik dan mengurangi resiko terjadinya kontaminasi mikroorganisme (non
viable tissue removal)
3.
Meningkatkan kemampuan rehidrasi luka (wound rehydration)
4. Melindungi
dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan
5. Kemampuan
atau potensi sebagai sarana pengangkut atau pendistribusian antibiotic ke
seluruh bagian luka
c.
Implementasi
Tindakan
keperawatan dalam perawatan luka perawat harus mempunyai pengetahuan yang baik
mengenai topical terapi dan dressing sehingga penggunaan yang tepat akan mampu
menunjang proses penyembuhan luka. Berikut ini beberapa jenis bahan topical.therapy yang dapat digunakan untuk
penatalaksanaan perawatan luka. Diantaranya adalah ; calcium alginate, hidrokoioid,
hidroaktif gel, Transparan Film,
zinczidazole, nistatin powder, aquacel,
metronidazole powder dan gamgee.
1. calcium alginate
Berasal dari rumput laut, berubah menjadi
gel jika bercampur dengan
cairan luka, adalah jenis balutan yang dapat
menyerap jumlah cairan luka yang berlebihan
dan menstimulasi proses pembekuan darah jika terjadi perdarahan minor serta barier terhadap kontaminasi oleh pseudomonas.dapat digunakan oleh semua warna dasar
luka. (Kaltostat, sorbsan, alginate M, comfell
pluss, cura sorb )
2. hidrokoloid
Jenis topical
therapy yang berfungsi untuk mempertahankan luka
dalam keadaan lembab, melindungi luka dari trauma dan menghindari resiko infeksi, mampu menyerap
eksudate minimal. Baik digunakan untuk
luka yang berwarna merah, abses atau luka
yang terinfeksi. Bentuknya ada yang berupa
lembaran tebal dan tipis serta pasta.
(Duoderm CGF, Duoderm Extra
Thin, Duoderm pasta, comfell, Hollisive dan hollisive thin)
3. hidroaktif gel
Jenis topical
therapy yang dapat membantu proses peluruhan
jaringan nekrotik oleh tubuh sendiri ( support autolisis debridement ). Dapat digunakan terutama pada dasar
luka yang berwarna kuning dan hitam (hydroaktif gel duoderm, interasite gel, hydrophilic wound gel )
1 4 .
Transparant Film
Jenis topical
therapy yang berfungsi untuk mempertahankan luka
akut atau bersih dalam keadaan lembab, melindungi luka dari trauma dan menghindari resiko infeksi. Keuntungan topical terapi ini :
Waterproof dan gas permeable, primary /
secondary dressing, support autolysis debridement dan mengurangi nyeri. Adapun kontraindikasi topical ini adalah pada
luka dengan eksudat banyak dan sinus.
5. deodorizing dressing / activated charcoal
dressing
Jenis topical
therapy yang terbuat dari bahan lapisan calsium alginate
dan karbon, berfungsi untuk menyerap , cairan
dan mengontrol bau tidak sedap yang ditimbulkan
oleh luka terutama pada jenis luka kanker. (carboflex, carbonet, denidor, actisorb, clinisorb)
6. gammgee
Jenis topical
therapy berupa tumpukan bahan balutan yang
tebal, didalamnya terdapat kapas dengan daya
serap cukup tinggi dan jika bercampur dengan cairan luka dapat berubah menjadi gel. Biasanya
digunakan sebagai penutup luka lapisan kedua setelah penggunaan topikal
therapi. ( disposable campers)
7. Nystatin powder
Jenis topical
therapy yang terbuat dad bahan nistatin dan beberapa bahan campuran serta
metronidazole, berupa racikan paten buatan
rumah sakit kanker "Dharmais". Bentuknya powder dalam kemasan tertutup: Berfungsi untuk mengisi
rongga, mengurangi iritasi/lecet, menyerap cairan yang tidak terlalu
berlebihan dan mengurangi bau tidak sedap pada 24 jam pertama.
8. Aquacel
Jenis topical
therapy yang terbuat dari selulosa dengan daya
serap amat tinggi melebihi kemampuan daya serap calcium alginate. Keuntungannya adalah tidak mudah koyak/larut, sehingga
amat mudah dalam melepasnnya. Dapat digunakan untuk semua warna dasar luka.
9. zincsidazole
Jenis topical therapy
yang terbuat dari bahan zinc dan motronidazole,
berupa racikan paten buatan suatu rumah
sakit. Bentuknya pasta / salep.
d.
Evaluasi
Evaluasi dalam perawatan luka
sebaiknya memperhatikan frekuensi penggantian dressing, banyaknya produksi
exudates, perhatikan apakah ada undermining/goa, siapa yang akan merawat luka,
secondary dressing (penutup luka) usahakan rapat jangan ada windows wound
dressing dan pemilihan topical terapi harus disesuaikan dengan warna dasar
luka.
III. DOKUMENTASI
PERAWATAN LUKA
Dokumentasi dalam perawatan luka amat
diperlukan sebagai bahan evaluasi dan monitoring sejauh mana perawatan luka
telah optimal dilakukan. Proses perkembangan penyembuhan luka dapat terus di
pantau melaui hasil foto/video setiap penggantian dressing/perawatan luka.
Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang sebagai rumah sakit pusat rujukan di Jawa tengah di tahun 2013
bertekad menjadi Rumah Sakit berkelas
dunia dengan Akreditasi Internasional 2013 ( JCI 2013 ) tentu harus makin
meningkatkan pelayanan yang bermutu, professional dan akuntabel. Terkait dengan
JCI 2013 untuk meningkatkan pelayanan
keperawatan utamanya tentang perawatan luka Rumah Sakit Dr. Kariadi telah
membentuk Tim Pokja Perawatan Luka di mana salah satu tujuan agar Rumah Sakit
Kariadi mempunyai pelayanan keperawatan yang dapat diandalkan yaitu Pelayanan
Perawatan Luka Modern dan maju.
IV. KESIMPULAN
- Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan luka dapat memberikan nilai optimal jika digunakan secara tepat
- Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengkajian luka yang komprehensif, intervensi yang tepat, implementasi yang komprehensif serta evaluasi yang sistematis agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien
- Peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis diperlukan untuk menunjang perawatan luka yang berkualitas
The King Casino: Best Casino Software and Games
BalasHapusThe King Casino software company is well-known in herzamanindir.com/ the world of poormansguidetocasinogambling online novcasino casino games. It has ventureberg.com/ been in business since 2001, but it worrione.com now offers live dealer casino games